Pameran Batas Titik di Magelang Hidupkan Seni Rupa Batik Lukis, Ada 20 Lebih Seniman

SUNANESIA.MAGELANG – Dalam sebuah pameran seni bertajuk ‘Batas Titik’ di Loka Budaya Soekimin Adiwiratmoko, Kota Magelang, sekitar 20 seniman turut berpartisipasi.

Karya-karya mereka berfokus pada refleksi tentang keragaman batik, dan beberapa di antaranya berubah menjadi lukisan.

Sejumlah kain batik ditampilkan dalam berbagai susunan, ada yang ditumpuk di lantai dan ada yang menggantung di dinding. Kesan tradisional dari batik-batik ini tampak menyatu dengan ruang pameran, menciptakan pengalaman seni yang unik.

Dari sekitar 50 karya yang dipamerkan, perhatian banyak pengunjung tertuju pada satu objek khusus, yakni potret Soimah, seorang penyanyi dan ahli dalam bidang seni Jawa yang terkenal di Indonesia.

Potret ini dilukis oleh seniman Nurfuad, asal Borobudur, dan dianggap sebagai salah satu karya yang menonjol dalam pameran tersebut.

Nurfuad menilai Soimah memiliki karakter yang baik, tidak hanya sebagai seorang seniman yang sukses tetapi juga sebagai ibu yang bertanggung jawab.

Ia menyematkan sebuah kupu-kupu dalam lukisan tersebut, sebagai simbol anak-anak yang harus dididik dengan baik oleh orang tuanya.

Seniman ini menggunakan daun jati dalam setiap goresan lukisannya, menganggapnya sebagai simbol karakter yang tak bisa diubah, yang hanya dimiliki oleh Tuhan Yang Maha Esa. Untuk batiknya, Nurfuad menggunakan motif parang yang biasanya digunakan oleh anggota kerajaan.

Selain dari potret Soimah, Nurfuad juga membuat lukisan lain yang menggambarkan keanekaragaman, menggambarkan lima tempat ibadah yang berbeda di Kota Magelang. Hal ini menggambarkan pentingnya mendukung satu sama lain dalam keragaman, dengan dasar yang sama yaitu Tuhan Yang Maha Esa.

Ketua Dewan Kesenian Kota Magelang, Muhammad Nafi, mengatakan bahwa Batas Titik diambil dari akronim batik. Pameran ini melibatkan sejumlah seniman yang sebagian besar belum pernah mengalami proses melukis dengan teknik batik sebelumnya. Nafi berharap pameran ini akan mendorong generasi muda untuk melestarikan teknik batik sebagai warisan budaya leluhur.

Dosen dari Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta, Bayu Aria Widhi Kristanto, menyambut baik pameran ini dan menyatakan bahwa seni rupa batik lukis memiliki potensi besar untuk dikembangkan oleh seniman muda. Kehadiran pameran ini diharapkan dapat menghidupkan kembali minat pada seni batik lukis yang telah lama tidak muncul ke permukaan.

Pameran ini dianggap sebagai langkah yang positif untuk menyeimbangkan iklim seni rupa saat ini, dan diharapkan dapat mendorong minat pada seni batik lukis, baik di Magelang maupun di tempat lain.***

Mungkin Anda Suka