OHD Museum “Perayaan Persahabatan” Tampilkan Lukisan 5×2 Meter

Sunanesia.com – Museum Oei Hong Djien (OHD) Magelang menjadi tuan rumah pameran seni lukis karya Nasirun dengan tajuk Perayaan Persahabatan, 2 Juli hingga 30 Oktober 2023.

Ada 90-an lebih karya lukisan koleksi museum dan famili OHD ditampilkan selama empat bulan kedepan.

Beberapa karya lukis berukuran besar terpajang rapi di beberapa ruangan yang ada di Museum OHD. Uniknya selain lukisan yang berukuran besar ada juga beberapa karya lukis yang ukurannya kecil. Bahkan dipamerkan beberapa buah kartu undangan yang disulap menjadi karya lukis yang menakjubkan.

Dr Oei Hong Djien (OHD) menyatakan kepada wartawan bahwa persahabatan adalah istilah yang tidak dapat lepas dari Nasirun, mengingat sahabatnya demikian banyak.

Pameran tunggal bertajuk “Perayaan Persahabatan” berkaitan erat dengan Nasirun sebagai manusia yang kaya teman karena sifatnaya yang cinta sosial, ramah, gembira dan murah hati. Persahabatan baginya menjadi bagian vital dalam hidup dan berkarya.

Berbagai karya lukisan yang ditampilkan menggunakan medium cat minyak di kanvas dan berukuran besar tersebut ada juga yang bertekstur tebal, meskipun tidak semuanya.

OHD menjelaskan ada 37 kartu undangan yang direspon menjadi karya lukis indah. Ada sekitar 39 karya lukisan oil on canvas, dan beberapa karya lukisan kertas. Selain itu terdapat pula karya instalasi.

Nasirun memang bakat, bagaimana terjaga kontinuitasnya. “Kalau terjaga kontinuitasnya, insya Allah bisa menaklukan dengan ukuran sebesar apapun,” kata OHD.

Tergantung pula situasi atau mood, sehingga tidak diukur dengan berapa hari. Ada karya lukisnya yang masuk ‘unggulan’, ukurannya 2 X 3 meter. Proses pengerjaannya 1 tahun baru selesai. Ada pula yang berukuran 3 X 5 meter selesai sekitar 4 bulan.

Terdapat juga peti jenazah yang menjadi perhatian awak media saat konferensi pers, selasa (27/6/2023). Peti tersebut begitu kontras dengan karya lukis disekelilingnya, peti jenazah tersebut seolah berasosiasi dengan lara dan duka.

Nasirun memang hendak menyampaikan pesan tentang kematian. Terutama, kematian seni rupa. Kesan mistis tertutupi dengan banyaknya ukiran-ukiran indah disekelilingnya.

Menurutnya karyanya itu merespons perdebatan wacana seni yang melibatkan seniman mendiang Widayat tahun 1990-an. Kala itu publik mengkritik parah Widayat karena banyak menjual karyanya kepada kolektor.

Mungkin Anda Suka