Faktor-Faktor Penyebab Kerusakan Ekosistem Laut Indonesia, Kurangi Sampah Plastik

Ilustrasi Faktor Penyebab Kerusakan Ekosistem Laut (Pixabay).

SUNANESIA.COM – Indonesia, sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, memiliki ekosistem laut yang sangat kaya dan beragam. Namun, sayangnya, kerusakan lingkungan ekosistem laut di Indonesia telah menjadi isu yang serius dan memerlukan perhatian segera.

Berbagai faktor seperti polusi, penangkapan ikan yang berlebihan, degradasi terumbu karang, dan perubahan iklim telah memberikan dampak negatif yang signifikan pada ekosistem laut Indonesia.

Berikut kami sampaikan faktor utama penyebab kerusakan ekosistem air laut di Negara Indonesia.

Faktor Penyebab Kerusakan Ekosistem Laut

1. Faktor Sampah Plastik

Salah satu masalah utama adalah polusi plastik. Indonesia adalah salah satu negara dengan tingkat penggunaan plastik yang tinggi, dan sejumlah besar sampah plastik akhirnya mencemari laut. Plastik yang terbuang sembarangan di sungai-sungai dan pantai sering kali mencapai laut, mengancam keberlangsungan hidup berbagai spesies laut. Hewan laut seperti penyu, ikan, dan burung laut sering kali terperangkap atau mengonsumsi fragmen plastik, yang berdampak negatif pada kesehatan mereka.

2. Racun dan Bom Laut

Selain itu, praktik penangkapan ikan yang tidak berkelanjutan telah menyebabkan penurunan populasi ikan di perairan Indonesia. Penangkapan ikan yang berlebihan dan menggunakan metode yang merusak lingkungan seperti bom ikan dan racun telah mengancam ekosistem laut serta mata pencaharian nelayan. Ini berpotensi mengganggu rantai makanan laut dan mengancam keberlanjutan sumber daya laut.

3. Degradasi Terumbu Karang

Degradasi terumbu karang juga menjadi masalah serius di Indonesia. Terumbu karang adalah ekosistem yang penting bagi keanekaragaman hayati laut dan melindungi garis pantai dari abrasi. Namun, polusi, pemanasan global, dan aktivitas manusia telah menyebabkan pemutihan terumbu karang yang merugikan ekosistem ini.

Pemutihan terumbu karang mengakibatkan kematian massal karang dan mengancam ekosistem terkaitnya, yang pada gilirannya dapat mempengaruhi sektor pariwisata dan nelayan.

4. Perubahan Iklim

Perubahan iklim juga memiliki dampak serius pada ekosistem laut Indonesia. Pemanasan global dan kenaikan suhu laut dapat mengganggu pola musim, mempengaruhi pola migrasi hewan laut, dan mengganggu keseimbangan ekosistem. Peningkatan suhu laut juga dapat memicu pemutihan terumbu karang dan mengancam berbagai spesies laut yang bergantung padanya.

Untuk mengatasi kerusakan lingkungan ekosistem laut Indonesia, tindakan tegas dan kolaboratif diperlukan. Pertama-tama, diperlukan upaya untuk mengurangi polusi plastik dengan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang dampak buruk plastik terhadap lingkungan laut dan mendorong penggunaan alternatif yang ramah lingkungan.

Pengelolaan perikanan yang berkelanjutan juga harus menjadi prioritas, dengan mengatur kuota penangkapan ikan dan mengedepankan praktik tangkap-balik untuk menjaga populasi ikan.

Perlindungan terumbu karang dan ekosistem pesisir juga penting. Melalui pembentukan taman laut, penegakan hukum terhadap praktik penangkapan ikan yang merusak, dan pengaturan pembuangan limbah, ekosistem laut dapat dipulihkan.

Selain itu, upaya mitigasi perubahan iklim seperti pengurangan emisi gas rumah kaca harus diambil untuk menjaga keseimbangan ekosistem laut dalam jangka panjang.

Secara keseluruhan, perlindungan dan pemulihan ekosistem laut Indonesia adalah tanggung jawab bersama masyarakat, pemerintah, dan sektor swasta.

Dengan tindakan yang tepat, kolaboratif, dan berkelanjutan, Indonesia dapat menjaga kekayaan alaminya dan mewariskan ekosistem laut yang sehat kepada generasi mendatang.***

Penulis: Diah Anggraeni

Mungkin Anda Suka