Duet Ganjar-Prabowo Dinilai Sulit Terealisasi Ini Alasannya

SUNANESIA.COM — Fahrul Muzaqqi, seorang pengamat politik dari Universitas Airlangga, mengungkapkan bahwa peluang terwujudnya duet Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto dalam Pemilihan Presiden 2024 (Pilpres) sangat sulit terjadi. Beberapa faktor menjadi kendala utama.

Pertama, faktor partai politik. Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto didukung oleh PDI Perjuangan dan Partai Gerindra, kedua partai ini memiliki basis massa yang besar dan memiliki ambisi untuk menang dalam Pemilihan Umum 2024. Kendati ada keinginan dari kedua calon tersebut, kekuatan partai menjadi pertimbangan utama.

Faktor kedua adalah elektabilitas Ganjar dan Prabowo yang sama-sama kuat. Keduanya memiliki persentase angka yang setara dalam survei, sehingga saling berpotensi untuk bersaing.

Faktor historis juga menjadi pertimbangan, terutama pengalaman Prabowo dalam dua Pilpres sebelumnya, yaitu tahun 2014 dan 2019. Hal ini membuat sulit bagi Prabowo untuk menerima peran sebagai wakil dari Ganjar.

Selain itu, Ganjar juga tidak rela jika harus menjadi wakil presiden Prabowo, karena PDI Perjuangan sedang mengincar target hattrick atau tiga kali kemenangan dalam pilpres.

Terakhir, keduanya tidak mewakili kalangan religius, melainkan lebih cenderung pada nasionalisme. Dalam konteks Pilpres, kombinasi nasionalisme dan religius atau Islam seringkali lebih diminati.

Dengan demikian, penggabungan keduanya justru dapat membuka peluang bagi pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar.

Berdasarkan jadwal KPU RI, pendaftaran pasangan calon presiden dan wakil presiden dijadwalkan dimulai pada 19 Oktober hingga 25 November 2023. Pasangan calon tersebut harus memenuhi persyaratan berupa dukungan minimal 20 persen dari jumlah kursi DPR atau 25 persen suara sah secara nasional pada pemilu sebelumnya.

Dengan total 575 kursi di parlemen, pasangan calon harus memiliki minimal 115 kursi di DPR RI atau dukungan minimal 34.992.703 suara sah dari partai politik peserta Pemilu 2019.***

Mungkin Anda Suka