Bagaimana Kurikulum di Indonesia Saat Ini, Opini Penulis Benarkah?

Sunanesia.com – Menilai kurikulum di Indonesia itu tidak bisa dalam waktu singkat. Maksudnya ketika sebuah negara menggunakan sistem kurikulum wajib belajar 9 tahun, maka waktu minimal untuk mengevaluasinya juga harus 9 tahun.

Kita perlu data lengkap dari generasi yang melewati semua taapan dalam kurikiulum yang dievaluasi. Ketika ada generasi yang cuma dapat beberapa tahun di awal, maka gambaran akhir kurikulummya belum diperoleh.

Bukankah pendidikan itu proses jangka panjang yang tidak bisa diukur dengan cepat?

Bagi generasi yang cuma dapat beberapa tahun terakhir dalam kurikulum tersebut, maka kita tidak bisa mengatakan bahwa kurikulumnya salah.

Bukankah ada pengaruh dari kurikulum yang sebelumnya? Ini tidak bisa dihindari. Buat generasi yang dapat di bagian tengah kurikulum juga serba salah dalam proses evaluasinya.

Penulis belum pernah membaca hasil evaluasi yang mendasari perubahan kurikulum selama ini. Hanya aja, menurut penulis kurikulum kita tidak terlalu bermasalah.

Justru masalah terbesar yang kita hadapi adalah pola pikir masyarakat tentang pendidikan. Misalnya, ketika banyak orang tua yang berlomba-lomba menyekolahkan anaknya sedini mungkin, maka sepertinya ada yang salah.

Di sini pendidikan dilihat sebagai ajang kompetisi, padahal ide besar pendidikan nasional adalah mencerdaskan bangsa.

Orang tua mengangga bahwa anak adalah investasi jangka panjang yang akan bermanfaat bagi mereka dikala anaknya sudah dewasa padahal tujuan pendidikan adalah untuk mencerdaskan dan membuat anak berakhlak baik.***

Mungkin Anda Suka