Arti Nama Bulan Dalam Islam, Ulasan Bulan-Bulan Hijriah Beserta Maknanya

Sunanesia.com – Bulan Hijriah ialah sebutan untuk bulan-bulan dalam kalender Islam. Kalender yang terdiri atas 12 bulan itu menjadi acuan umat Islam di seluruh dunia dalam melaksanakan ibadah.

Penanggalan ini dimulai oleh Umar bin Khatttab bersama para sahabat Nabi Muhammad SAW pada abad ke-7 Masehi, tepatnya pada tanggal 28 Juni 623.

Istilah Hijriah berasal dari peristiwa ketika Nabi Muhammad SAW pada tahun 622 Masehi. Hijrah dari Mekkah. ke Madinah.

Kalender ini terdiri dari 12 bulan yang namanya diadopsi oleh orang Arab untuk memperingati peristiwa penting. Kemudian orang Arab memberi nama sesuai adat atau kondisi lingkungan.

Nama penanggalan 12 bulan Hijriah adalah Muharram, Safar, Rabiul Awal, Rabiul Akhir, Jumadil Awal, Jumadil Akhir, Rajab, Sya’ban, Ramadhan, Syawal Dzulqa’dah dan Dzulhijjah.

Perbedaan lainnya, satu tahun penanggalan Masehi terdiri dari 365-366 hari dan 30-31 hari dalam setiap bulannya. Kalender Hijriah terdiri dari 354-355 hari dengan rentang 29-20 hari per bulan.

Simak artikel di bawah ini untuk mengetahui penanggalan hijriah!

  1. Muharram

Muharram sendiri memiliki arti pantangan atau larangan. Di kisahkan dulu bangsa Arab pada bulan ini dilarang keras untuk berperang. Pada masa sekarang, pada bulan Muharram berarti pertanda masuknya tahun yang baru.

  1. Shafar

Shafar memiliki arti kosong. Nah, perlu kalian ketahui bangsa Arab di zamannya mengartikan kosong berarti kaum laki-laki akan meninggalkan rumahnya untuk berperang, berdagang, atau merantau.

  1. Rabiul Awal

Arti Rabiul Awal sendiri yakni menetap, di mana laki-laki yang berada di luar mulai kembali ke rumah masing-masing.

  1. Robiul Akhir

Mirip dengan Rabi’ul Awal, di bulan ini hampir semua laki-laki sudah

  1. Jumadil Awal

Kata Jumadil Awal berasal dari kata Jumadi yang berarti kering. Hal ini berkaitan dengan dimulainya musim kemarau dan kekeringan di mana-mana.

  1. Jumadil Akhir

Bulan ini menandakan berakhirnya musim kemarau berkepanjangan.

  1. Rajab

Rajab merupakan bulan yang mulia. Di mana sebelum Islam muncul bangsa Arab dilarang untuk melakukan perang.

  1. Sya’ban

Sya’ban berasal dari kata “Syi’b” memiliki arti berkelompok. Pada bulan ini bangsa Arab mulai mencari nafkah secara berkelompok.

  1. Ramadhan

Ramadhan berasal dari kata “Ramadh” yang berarti panas. Bulan ini adalah sangat panas. Ramadhan ditandai dengan udara yang sangat panas, serasa kulit terbakar dibandingkan dengan bulan-bulan lain. Pada saat ini bulan puasa juga mulai dilakukan.

  1. Syawwal

Syawwal memiliki arti kebahagian. Setelah menunaikan ibadah puasa, mereka kembali ke dalam keadaan fitrah atau kesucian.

  1. Dzulqaidah

Bulan ini terdiri dari kata “Dzul” yang memiliki arti pemilik dan “Qa’dah” yang berarti duduk. Pada bulan ini, kaum lelaki Arab beristirahat setelah bulan-bulan sebelumnya mencari nafkah.

  1. Dzulhijjah

Pada bulan ini biasanya orang Arab melakukan ibadah haji ke Mekkah. Dzulhijjah berarti ziarah sehingga orang Arab juga berkurban dan ziarah di bulan ini.

Kenapa negara-negara Arab dan negara berpenduduk muslim tidak menggunakan Kalender Hijriah, kecuali untuk urusan ibadah?

Pertama-tama, perlu dicatat bahwa orang Arab hanya menyetujui nama bulan. Meskipun jumlah tahun tidak terlalu diperlukan. Toh, kesepakatan untuk menentukan bulan tidak datang dalam semalam.

Orang Arab sejak dulu hobi berkompetisi dan berperang (Qital). Mereka lantas menyepakati bulan-bulan tertentu sebagai bulan “istirahat” alias gencatan senjata. Bulan itu disebut dengan bulan haram.

Tak hanya itu, orang Arab juga punya ritual haji. Tentu dengan cara dan metode ala pra-Islam. Jika tidak menyepakati waktu gelaran haji, kacau balaulah Mekah dan sekitarnya.

Berbeda dari kalangan modern menginginkan sesuatu yang praktis. Hal yang sepertinya sulit dilakukan dengan penanggalan bulan seperti penanggalan Hijriah.

Untuk secara resmi menandai hari ke-01, Rukyatul Hilal harus dirayakan. Akibatnya, keputusan untuk mengkonfirmasi tanggal dibuat pada menit terakhir.

Bayangkan kalau masih mempertahankan bentuk ideal penanggalan lunar ini! Apa tidak pusing? Maka dari itu, Kalender Masehi yang hanya ada penambahan 1 hari saja di setiap 4 tahun, menjadi lebih lazim digunakan. Lebih simpel.

Tentu saja, ini tidak praktis untuk mengatur tanggal pertemuan, pernikahan, wisuda, dan hal-hal penting lainnya.***

Mungkin Anda Suka