2 Bacaan Ini Wajib Diajarkan Pertama Kali Kepada Anak

Ilustrasi: 2 Bacaan yang Harus Diajarkan Pertama Kali Kepada Anak (pixabay).

SUNANESIA.COM — Peran orang tua dalam membentuk masa depan anak-anak mereka sangat penting. Dengan memberikan teladan, nilai-nilai, dan pendidikan moral, orang tua memengaruhi pembentukan sikap, nilai, dan prinsip yang akan menjadi dasar perilaku anak-anak di masa depan.

Salah satu hal yang sangat penting dalam peran orang tua adalah memperkenalkan Allah atau tauhid kepada anak-anak sejak usia dini.

Ini bisa dicapai melalui percakapan, contoh-contoh yang baik, dan menciptakan lingkungan yang kaya dengan nilai-nilai agama.

Hal ini juga membantu anak-anak memahami konsep tauhid pada tingkat dasar.

Di dalam Al-Qur’an, terdapat contoh teladan yang diberikan oleh Allah, yaitu Luqman al-Hakim.

Luqman, meskipun bukan seorang nabi, dianggap sebagai teladan bagi umat Muhammad. Pendidikan dasar yang dia berikan kepada anaknya adalah tentang tauhid, yaitu keyakinan akan keesaan Allah dan penolakan terhadap penyekutuan dengan-Nya.

Dalam surat Luqman ayat 13, Allah mencatat nasihat Luqman kepada anaknya yang mengingatkan untuk tidak mempersekutukan Allah, karena perbuatan tersebut adalah kezaliman besar.

Tauhid adalah pelajaran pertama yang harus diajarkan kepada anak-anak, yang melibatkan keyakinan tentang Allah sebagai satu-satunya Tuhan.

أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ

Latin: Asyhadu an lâ ilâha illallâh, wa asyhadu anna muhammadar rasûlullâh.

Artinya: “Saya bersaksi tidak ada tuhan yang berhak disembah kecuali Allah. Dan saya bersaksi bahwa sesungguhnya Nabi Muhammad adalah utusan Allah,”

Iman yang sejati mencakup keyakinan dalam hati, pengakuan dengan kata-kata, dan perbuatan yang sesuai. Ini berarti bahwa orang yang memiliki keyakinan yang benar akan mengucapkan dua kalimat syahadah dan berperilaku sesuai dengan keyakinan tersebut.

Selain syahadah, orang tua juga harus mengajarkan pada anak-anak tentang kerelaan mereka terhadap Allah sebagai Tuhan, Islam sebagai agama, dan Nabi Muhammad sebagai utusan.

رَضِيْتُ بِاللهِ رَبًّا، وِبِالإِسْلَامِ دِيْنًا، وَبِمُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَبِيًّا وَرَسُوْلًا

Latin: Radhītu billāhi rabbā, wa bil islāmi dīnā, wa bi Muhammadin shallallāhu ‘alaihi wa sallama nabiyyan wa rasūlā.

Artinya: “Aku rela Allah sebagai Tuhan, Islam sebagai agama, dan Nabi Muhammad ﷺ sebagai nabi dan rasul,” (Habib Zein bin Ibrahin bin Sumaith, Al-Manhajus Sawi, (Tarim: Darul Ilmi wad Da’wah, 2005) hlm. 506)

Ikrar “radhîtu” adalah sebuah pengakuan yang menyatakan kepatuhan dan penerimaan terhadap ketiga konsep tersebut.

Mengakui eksistensi Allah, Islam, dan Nabi Muhammad berarti seseorang akan tunduk pada semua peraturan yang berhubungan dengan ibadah, halal-haram, hukum Islam, serta aspek-aspek lain dalam kehidupan beragama.

Dengan demikian, ada dua hal penting yang harus diajarkan pertama kali oleh orang tua kepada anak-anak mereka, yaitu pembacaan dua kalimat syahadah dan pengucapan ikrar “radhîtu.” Ini adalah langkah awal yang sangat penting dalam pendidikan agama anak-anak.***

Mungkin Anda Suka